PEMETAAN DAN ANALISIS DAERAH RAWAN BANJIR DI KOTA PADANG
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Banjir yang terjadi di Kota Padang umumnya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, kondisi drainase yang kurang baik, dan kondisi sungai yang dangkal sehingga saat terjadi hujan lebat sungai-sungai maupun drainase tidak mampu menampung volume air dan menimbulkan banjir. Kondisi tersebut mengakibatkan cukup banyak sebagian wilayah Kota Padang yang rawan terhadap banjir/genangan.Selain itu, peningkatan pembangunan di Kota Padang sendiri berbanding terbalik dengan berkurangnya daerah resapan air yang dapat membuat air hujan tergenang di permukaan dan terjadi banjir.Mengingat begitu besarnya dampak banjir yang dapat ditimbulkan, maka diperlukan survei dan pemetaan untuk menentukan zona rawan banjir di Kota Padang.Tugas akhir ini akan membahas pemetaan dan analisis wilayah yang rawan terhadap banjir di wilayah Kota Padang. Data primer yang didapat dari penelitian iniyaitu berupa data hasil survei dan observasi lapangan untuk mendapatkan koordinat titik lokasi banjir.Sedangkan untuk data sekunder seperti, data kependudukan, data spatial wilayah terdampak banjir, data OSM (OpenStreetMap),data curah hujan, topografi, kelerengan, jenis tanah, dan penggunaan lahan Kota Padang. Hasil dari penelitian ini yaitu: Penelitian ini menganalisis tingkat kerawanan bencana banjir di Kota Padang, menggunakan bantuan software ArcGIS 10.4 dengan metode Overlay. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian wilayah di Kota Padang rawan terhadap banjir.
##plugins.themes.academic_pro.article.details##
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in JASCE.
The author holds the copyright of the submitted and published articles, with the understanding that articles are disseminated under the Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0.
The editor team is entitled to do the editing in accordance with the guidelines writing or template in the JASCE.
References
[2] Sri Harijati dkk. (2016). Pengendalian Sistem Ekologi , Sosial , dan Ekonomi untuk Meningkatkan Kualitas Gaya Hidup ( Lifestyle ) Masyarakat di Perkotaan. 193–222.
[3] Guvil dkk. (2019). Analisis Potensi Daerah Resapan Air Kota Padang. Seminar Nasional Geomatika, 3, 671. https://doi.org/10.24895/sng.2018.3-0.1025
[4]https://www.kompas.com/tag/8+kecamatan+di+padang+banjir
[5] Arfandi. (2019). Kerentanan Wilayah Terhadap Bencana Banjir Di Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng. 1–13.
[6] Sudirman dkk. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi banjir/genangan di kota pantai dan implikasinya terhadap kawasan tepian air. 141–15
Abhas. (2012). Panduan Pengelolaan Terintegrasi untuk Risiko Banjir Perkotaan di abad 21, Global Facility for Disaster Reduction and Recovery, Washington.
Adam Suseno dan Ricky Agus T, 2012, Penggunaan Quantum GIS Dalam Sistem
Informasi Geografis, Quantum GIS, Bogor.
Bogdan, Robert dan Steven Taylor. 1992. Pengantar Metode Kualitatif.
Surabaya: Usaha Nasional.
Dermawan dkk. (2017). Jurnal Geodesi Undip Januari 2017. 6, 31–40.
Hamdani dkk. (2014). Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis ( Studi Kasus Pulau Bangka). 1–13.
Johnston, K., Ver Hoef, J.M., Krivoruchko, K., and Lucas, N.. 2001. Using
ArcGIS Geostatistical Analyst. GIS by ESRI.
Kristy dkk. (2020). Analisis Spasial Kawasan Rawan Banjir Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) Di Kota Tarakan Kalimantan Utara.
Kusumo, Probo dkk, Zonasi Tingkat Kerawanan Banjir Dengan Sistem Informasi Geografis pada DAS Cidurian Kabupaten Serang Banten, (Jurnal: String Vol. 1, No.1, 2016)
Merriza, D. U. (2019). “Tinjauan Optimalisasi Waktu dan Biaya dengan Aplikasi Microsoft Project pada Proyek Konstruksi Gedung Fasilitas Pendidikan Politeknik Pelayaran Sumatera Barat”. Tugas Akhir. Padang: Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
Nurdiawan dkk. (2014). Pemetaan daerah rawan banjir berbasis sistem informasi geografis dalam upaya mengoptimalkan langkah antisipasi bencana. 1–9.
Nuryanti, N., Tanesib, J. L., & Warsito, A. (2018). Pemetaan Daerah Rawan Banjir Dengan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Fisika: Fisika Sains Dan Aplikasinya, 73-79.
Ria Rizkiah. (2015). Analisis Faktor-Faktor Penyebab Banjir Di Kecamatan Tikala Kota Manado
Rosyidie, A. (2013). Banjir : Fakta dan Dampaknya , Serta Pengaruh dari Perubahan Guna Lahan. 24(3).
Rusli, Putra Muhammad Alief, Pemetaan Kawasan Rawan Banjir Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) Untuk Menentukan Titik dan Rute Evakuasi, (Skripsi, Fakultas Teknik UIN Alauddin Makasar, 2017)
Singarimbun, M dan Efendi,. 1995, Metode Penelitian Survey, Jakarta : PT.
Pustaka LP3ES
Setyawati, Ajeng Pramudita, Pemetaan Tingkat Kerawanan dan Jalur Evakuasi Bencana Banjir: Studi Kasus Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten, (Skripsi: Depertemen Teknologi Kebumian Universitas Gadjah Mada, 2019)
Undang-Undang Nomor 1 Tahun. (2011). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun. (1980). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1980 Tentang Jalan.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun. (2007). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana.
Undang-Undang Nomor 34 Tahun. (2006). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun. (1993). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 1993 Tentang Prasarana Dan Lalu Lintas Jalan.